Friday, February 18, 2011

Pelajaran dari NABI YUSUF

(dari blog orang lain)
Pelajaran dari Nabi Yusuf

Iklim yang ekstrim sepanjang tahun lalu (2010) diakui oleh Menteri Pertanian Suswono tidak diduga sebelumnya. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun tidak mampu meramalkan akan kejadian anomali iklim tahun 2010. Lembaga ini masih meramalkan musim kemarau terjadi April 2010, namun faktanya hujan terus berlangsung hingga memasuki musim hujan kembali (Oktober 2010 – Maret 2011). Muncullah istilah baru dari BMKG kemarau basah. Namun, Mentan lebih suka menyebutnya hujan sepanjang tahun, atau hanya ada satu musim di tahun lalu, yakni musim hujan.

Bayang bayang ketidakpastian (ketidaktahuan) kondisi iklim seperti tahun lalu menjadi tantangan besar bagi pencapaian target produksi pertanian pada tahun 2011. Lagi lagi, karena belum ada (belum mampu memberikan) informasi ramalan iklim dari BMKG tentang kondisi iklim setahun ini.

Bila pertanian masih bekerja dengan informasi kondisi iklim yang minim seperti ini sangat mungkin terjadi di kemudian hari ada kerawanan pangan karena gagal panen disebabkan anomali iklim yang tidak terprediksikan dengan baik sebelumnya.



Di balik anomali iklim tahun lalu, kita patut bersyukur kepada Allah SWT yang walaupun demikian kondisinya, produksi pangan masih bisa naik. Berdasarkan Angka Ramalam III BPS 2010, produksi padi mencapai angka tertinggi yaitu sebesar 65,98 juta ton atau meningkat 2,46 persen dari produksi tahun 2009. Produksi jagung mencapai 17,85 juta ton atau meningkat 1,22 persen dari produksi tahun 2009. Produksi daging sapi dan kerbau mencapai 0,45 juta ton atau meningkat 13,3 persen dari tahun sebelumnya.

Namun untuk produksi gula dan kedelai menurun. Produksi kedelai tahun 2010 sebesar 905 ribu ton atau menurun 7,13 persen dibanding tahun 2009. Sedangkan gula produksinya mencapai 2,39 juta ton atau turun 8,96 persen dibanding tahun 2009.

Meski produksi beras naik, namun harga beras di pasar bergejolak. Pemerintah lalu mengimpor beras untuk menstabilkan harga beras di dalam negeri. Pengalaman tahun lalu itu menyadarkan kepada kita pentingnya mengambil pelajaran dari Nabi Yusuf.

Melalui tafsiran mimpi sang raja yakni 7 sapi kurus memakan 7 sapi gemuk, Yusuf menafsirkan mimpi itu dengan arti akan ada 7 tahun panen melimpah dan 7 tahun masa paceklik. Lalu dibuat program menggenjot produksi saat iklim baik dan menyimpannya untuk mencukupi kebutuhan pangan saat paceklik.

referensi

http://www.sinartani.com/editorial/pelajaran-nabi-yusuf-1294025392.htm

No comments:

Post a Comment